Di cover depan buku ini Eka Kurniawan bilang “Ia pencerita yang dingin, mengajak kita mengintip dalam sunyi”. Saya setuju dan juga tidak.
Setuju karena kisah-kisah yang ditampilkan dalam kumpulan cerpen ini begitu dingin, berkisah tentang kesunyian, kesepian, putus asa, kecewa, depresi, trauma, rasisme, alienasi, dan banyak kehilangan. Namun tidak setuju karena ternyata kisah-kisah tersebut menjadi begitu hangat dan dekat dengan kita karena mungkin kita juga mengalaminya, seperti mengintip dalam sunyi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada keluarga kita sendiri, hubungan Ayah, Ibu dan anak; kakak dan adik; majikan dan hewan peliharaannya; majikan dan pembantunya; Kakek Nenek dan cucunya; kawan lama; tetangga sebelah rumah; atau bahkan orang yang sudah tiada.
Boleh dibilang dari 23 cerpen di buku ini semuanya tidak ada yang tidak saya suka, tapi ada beberapa yang begitu membekas:
🌼 Bapa, Ini Aku Grata
Bagaimana perasaanmu jika kamu adalah Grata? Grata kecil yang penuh harapan namun kemudian api harapan itu dipadamkan begitu saja dengan karung basah oleh ibunya sendiri yang tak pernah menginginkannya dan seorang Bapak yang takkan pernah ia kenal.
🌼Setengah Permpuan I
Sebagai seorang Ibu, bagaimana perasaanmu jika ternyata satu-satunya anak lelakimu punya lebih banyak teman perempuan dibanding teman lelaki, dan pada suatu hari kau menemukan dalam tas sekolahnya sebuah undangan pesta ulang tahun yang ditujukan untuk Lily Melody (panggilan anak lelakimu di sekolah) dan dengan tenang anak lelakimu berkata, “aku kan setengah perempuan”...?
🌼 Setengah Perempuan II
Bagaimana perasaanmu sebagai seorang perempuan yang sudah menikah namun tak juga dikaruniai keturunan. Kau mungkin santai saja. Tapi bagaimana perasaan Ibu mertuamu? Dia menjulukimu Setengah Perempuan.
🌼 Dokter Arif
Masihkah kau biasa saja bertemu dengan Kakak lelaki dari teman main mu kala kecil yang dulu tak kau sadari pernah melecehkanmu saat bermain dokter-dokteran?
🌼Rose
Nama aslinya Rosminah, hidupnya berubah seketika menikah dengan Mr. Cho yang kaya raya dan mempunyai anak bernama Maureen tapi kala marah ia memanggilnya Morin seperti merk selai.
🌼 Dua Perempuan di Satu Rumah
Bayangkan kau adalah seorang istri yang baru saja ditinggal mati suami mu. Tapi roh suami mu malah kangen dan sering menemui wanita lain selain kamu. Wanita itu tinggal serumah denganmu!
Maaf kalau ternyata jadi spoiler tadinya malah gereget mau review semua cerpennya. Semua cerpen dalam buku ini ditulis dalam narasi panjang yang minim dialog, membuat saya seperti membaca diary, seperti merefleksikan diri, mengoyak perasaan, dan tak jarang menghancurkan hati.